Jakarta. Instruksi Ketum Golkar Jaga Citra Jokowi. Setya Novanto atau yang lebih dikenal sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, ia mewajibkan agar seluruh Kantor DPD Partai Golkar di Indonesia memasang foto Presiden Joko Widodo. Langkah itu dilakukan untuk menyukseskan pencalonan Jokowi sebagai Presiden di Pilpres 2019 mendatang.

Instruksi Ketum Golkar Jaga Citra Jokowi
Instruksi Ketum Golkar Jaga Citra Jokowi

“Kita mengirimkan foto kegiatan Pak Jokowi untuk dipasang di DPD I dan DPD II, apakah sudah dipasang? Kalau sudah dipasang di daerah-daerah ini tentu akan memberikan warna,” kata Novanto di Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat.

Setnov menjelaskan, bahwa dukungan Partai Golkar terhadap pencalonan Jokowi di Pilpres 2019 sangat berpengaruh terhadap perolehan suara partai beringin di Pemilu 2019 mendatang. Dengan demikian, ia mengimbau partai bernuansa kuning solid menjaga citra kader PDIP itu agar tetap positif di masyarakat.

“Citra presiden yang diusung Partai Golkar sangat berpengaruh dengan Partai Golkar. Partai Golkar harus berusaha keras untuk menjaga citra Pak Jokowi tetap positif dan mendukung program pemerintah agar bisa berhasil. Setuju?” ujar Setnov.

Mantan Ketua DPR itu juga mengimbau seluruh kader beringin baik di pusat maupun daerah untuk terus melakukan konsolidasi agar Partai Golkar bisa meraih kemenangan di Pemilu 2019.

“Konsolidasi adalah bagian dari strategi pemenangan pemilu, tidak ada kemenangan tanpa konsolidasi jadi konsolidasi tidak hanya di pusat tapi mulai dari tingkat I dan II tapi juga di kecamatan, kelurahan dan desa,” kata dia.

Golkar sudah mendeklarasikan Jokowi sebagai calon presiden pada Pemilu 2019. Dukungan itu mereka sampaikan lewat forum Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang digelar akhir Juli 2016 lalu.

Demikian Berita Golkar hari ini.

Sumber

Jakarta. Setnov Yakin Partainya Bikin Pemerintahan Makin Kondusif. Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, yakin dukungan partainya ke pemerintahan Presiden Joko Widodo membuat suasana perpolitikan semakin kondusif. Novanto menegaskan komitmennya mendukung pemerintahan saat ini.

Setnov Yakin Partainya Bikin Pemerintahan Makin Kondusif
Setnov Yakin Partainya Bikin Pemerintahan Makin Kondusif

“Pemerintah ini perlu suasana iklim yang baik,” kata Novanto, di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 24 Mei 2016.
Menurut Novanto, saat ini Golkar akan fokus membentuk kepengurusan dulu. Apabila persoalan internal tuntas maka mereka bisa segera mengalihkan ke masalah bangsa.

“Kami sebagai Partai Golkar visi kenegaraan itu benar-benar menunjukkan kesamaan dengan pemerintah,” katanya lagi.
Novanto juga berharap dukungan Partai Golkar ke pemerintah membuat iklim investasi berjalan baik. Sehingga perekonomian bisa lebih baik.

“Kami harapkan bisa memberikan suatu kenyammanan bagi bangsa dan tentu kami harapkan dukungan pada pemerintah itu, dan pada partai-partai yang lain,” tutur dia.

Setya dan beberapa pengurus inti Golkar menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 24 Mei 2016. Turut ikut dalam pertemuan itu antara lain Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham, Bendahara Umum Partai Golkar Robert Joppe Kardinal, dan Juru Bicara Partai Golkar, Nurul Arifin.

Demikian Berita Golkar hari ini.

Sumber

Setya Novanto akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2014 – 2019. Hal ini diputuskan dalam Munaslub (Musyawarah Nasional Luar Biasa) Golkar di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Selasa (17/5/2016).

Novanto mendapatkan perolehan tertinggi pada putaran pertama yakni 277 suara, mengalahkan pesaing utamanya yakni Ade Komarudin atau dengan perolehan 173 suara. Novanto dan Akom sama-sama mendapat 30 persen suara untuk mencapai syarat minimal untuk terpilih.

Sebelum menjadi Ketua Umum Golkar, Setya Novanto sempat menjabat sebagai Ketua DPR RI. Namun pada 16 Desember 2015, dia mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPR terkait kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dalam rekaman kontrak PT. Freeport Indonesia.

Kendati begitu, tak banyak yang tahu, Setya Novanto sempat menjadi sopir pribadi politikus Partai Demokrat, Hayono Isman.

Setya Novanto kembali menjadi orang yang kontroversial setelah dituding mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk meminta saham kepada PT Freeport Indonesia.

Namun, tidak banyak orang tahu latar belakang pria yang lahir dari pasangan Sewondo Mangunratsongko dan Julia Maria Sulastri ini. Sebelum menjadi orang nomor satu di Parlemen Senayan, politikus partai Golkar ini mengaku memiliki kisah hidup yang berliku.

Pada 1973, sembari kuliah di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya, Setya Novanto mengaku harus berjualan madu (madu penyubur) dan beras di pasar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Uang bekal yang diberikan orang tuanya, menurut dia, hanya cukup untuk mendaftar kuliah. “Saya bekerja keras agar bisa sekolah,” katanya pada pertengahan September tahun lalu.