Gempa Guncang Sulbar, Satu Tewas, Puluhan Luka

MAMUJU (Suara Karya): Sebagian wilayah Indonesia bagian tengah dan timur digetarkan gempa berkekuatan besar dua kali, Rabu. Gempa pertama berkekuatan 5,3 skala richter (SR) dan berikutnya 7,1 SR. Puluhan rumah di Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat (Sulbar), rusak, satu orang tewas, dan sekitar 25 orang luka. Sementara kepanikan melanda berbagai tempat terutama di Biak (Papua).

Menurut informasi yang dihimpun Suara Karya, akibat gempa pertama yang terjadi pukul 08.52 Wita, sedikitnya 80 rumah warga di Kabupaten Mamuju Utara (Matra), Sulbar, rusak. Puluhan warga luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan rumah permukiman mereka yang rusak saat gempa terjadi. Namun, dipastikan jumlah korban maupun bangunan yang rusak bakal bertambah karena belum semua wilayah di sana terpantau.

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah IV Andi Cahyadi, di Makassar, Rabu, mengatakan, lokasi gempa berada pada jarak 1,44 lintang selatan 119,25 bujur timur pada kedalaman 10 km dengan radius gempa sepanjang 94 kilometer barat daya Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Dengan kondisi radius gempa itu, data dampak gempa memang terus berubah. Jumlah rumah warga yang ditemukan mengalami kerusakan di lokasi gempa Dusun Lambara, Desa Kasano, Kabupaten Mamuju Utara, terus bertambah.

“Sebelumnya, kami melaporkan rumah warga yang rusak akibat gempa hanya sekitar 75 unit,” kata Kabag Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju Utara Saidiman Marto, saat meninjau lokasi gempa.

Namun, menurut dia, setelah dilakukan penyisiran di sekitar lokasi gempa hingga pukul 20.00 Wita, jumlah rumah rusak yang ditemukan bertambah menjadi sekitar 80 unit.

Menurut dia, pihaknya belum bisa memastikan jumlah rumah rusak yang akan ditemukan karena masih dilakukan penyisiran di lokasi gempa, sedangkan jumlah rumah rusak ringan di Mamuju masih sekitar 53 unit.

Sementara itu, jumlah korban tewas tidak bertambah, hanya satu orang, kemudian jumlah warga yang terluka sekitar 25 orang dan enam di antaranya mengalami patah tulang.

“Korban luka akibat gempa di Kabupaten Mamuju Utara yang berkekuatan 5,3 SR kini dalam perawatan medis secara intensif oleh tim medis yang diturunkan Pemprov Sulbar,” katanya.

Saidiman Marto membenarkan, warganya yang bernama Awal (27) menjadi korban tewas. Dia diduga tewas akibat tertimbun longsor saat menambang pasir.

“Awal yang bekerja sebagai penambang batu di Gunung Ambara tidak bisa menyelamatkan diri saat gempa terjadi sehingga ia tewas tertimbun longsoran,” katanya.

Sejumlah warga korban gempa yang kehilangan tempat tinggal masih dalam status pengungsian dengan menghuni sejumlah tenda darurat yang disediakan pemerintah di sejumlah lokasi di alam bebas. Para pengungsi tersebut masih khawatir kembali ke rumah mereka karena takut terjadinya gempa susulan.

Informasi lain, muncul semburan api disertai gas di Dusun Lambara, Desa Kasano, Kabupaten Mamuju Utara, pascagempa. Semburan api setinggi tiga meter itu disertai gas bermunculan dari dalam tanah pada empat titik di lokasi gempa di Dusun Lambara.

“Api muncul dari bawah tanah yang mengalami patahan. Patahan tersebut sepanjang 500 meter membelah jalan di lokasi gempa,” kata Saidiman Marto.

Ia mengatakan, pemkab setempat telah mendatangkan sejumlah mobil pemadam kebakaran di lokasi gempa untuk memadamkan percikan api itu, namun pemadam menghadapi kesulitan memadamkan api tersebut karena tidak bisa menjangkau titik api yang berada dalam hutan.

Sementara itu, sebagian besar masyarakat Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, berhamburan keluar rumah menyusul terjadinya guncangan gempa bumi tektonik berkekuatan 7,1 SR pada Rabu siang sekitar pukul 12.16 WIT.

Data BMKG Biak menyebutkan, gempa bumi tektonik Biak terjadi Rabu siang pukul 12.06 WIT berkekuatan 7,1 SR lokasi 2.17 LS,136.59BT berkedalaman 10 km sebelah tenggara Kabupaten Biak Numfor.

Warga Biak, Heppi Komaruddin, saat dihubungi mengakui, masyarakat Biak berlarian keluar rumah untuk menghindari kemungkinan munculnya gempa susulan.

Warga makin panik setelah muncul peringatan pihak BMKG bahwa gempa itu berpotensi tsunami. (Antara/Dwi Putro AA)