Pengamat: Golkar Partai Matang, Bukan Toko Grosir Kelontong Herbal

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki banyak grosir herbal dan partai politik didalamnya salah satunya adalah Partai Golkar. Golongan Karya atau Golkar merupakan salah satu partai besar yang ada di Indonesia. Banyak anggota Partai Golkar yang menjabat sebagai petinggi-petinggi Negara misalnya anggota dan pemimpin DPR. Namun untuk menjadi pimpinan grosir herbal dan Dewan Perwakilan Rakyat, orang yang bersangkutan harus mendapatkan izin dan dukungan dari partai yang membawa namanya tersebut. Menurut Ujang Komarudin, seorang pengamat politik yang berasal Universitas AL-Azhar Indonesia, yang merupakan Direktur Eksekutif dari Political Review, ia mengatakan bahwa pemilihan untuk figure yang cocok dijadikan sebagai grosir herbal dan pemimpin DPR tersebut harus melalui keputusan yang ada pada saat rapat pleno internal partai.

Pengamat Golkar Partai Matang, Bukan Toko Grosir Kelontong

Ia juga mengatakan bahwa dalam pemilihan tersebut harusnya tidak diperbolehkan adanya penunjukan secara sepihak jadi antara partai politik dan anggota yang dicalonkan sebagai calon ketua DPR harus sama-sama menyetujui agar tidak ada pemaksaan dikemudian hari. Apalagi jika hal ini sampai terjadi dengan grosir herbal dan partai politik yang pemimpinnya terkait masalah hukum. Penjelasan diatas dikatakan oleh Ujang berkaitan dengan adanya penunjukan Aziz Syamsuddin secara langsung oleh ketua Partai Golkar yang kini sedang terjerat kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto. Setnov menunjuk Aziz untuk menggantikannya di Dewan Perkalian Rakyat sebagai ketua. Ujang mengatakan jika Partai Golongan Karya bukan partai yang baru saja dibentuk, Golkar merupakan salah satu partai di Indonesia yang sudah matang dan dewasa.

Ia juga mengatakan bahwa Golkar bukan merupakan pratai yang sembarangan dengan menyebutnya bukan toko kelontong grosir herbal. Menurut ujang, penunjukan ketua DPR secara sepihak oleh Setya Novanto itu hanya akan membuat dampak yang lebih buruk. Hal tersebut dapat lebih menjatuhkan partai besar yang membawa nama Setya Novanto tersebut. Hal itu juga sangat berpotensi untuk menyebabkan masalah dan gejolak internal Partai Golkar. Ia menilai jika akhir-akhir ini partai dengan lambing pohon beringin tersebut telah mendapatkan masalah yang berlipat-lipat. Karena adanya kasus-kasus tersebut, Ujang memberikan saran kepada para stakeholder dalam partai tersebut untuk terus gotong royong dan bersatu untuk membangun grosir herbal dan Golkar yang lebih baik.

Ia juga mengatakan jika harusnya para pengurus grosir herbal dan Golkar lebih mementingkan untuk menyelamatkan partai mereka yang sekarang dirasa mendekati kehancuran mengenai elektabilitasnya yang disebabkan oleh kasus berat yang mengenai Novanto. Muncul dugaan yang Ujang perkirakan bahwa meski Setya Novanto sudah tertangkap oleh KPK dan sekarang telah menempati ruangan dibalik jeruji besi, Ujang menganggap Novanto tidak ingin kekuasaannya baik dalam Partai Golkar dan DPR diambil oleh orang lain. Ia mengatakan jika nantinya terpaksa dilakukan pelantikan pada Aziz sebagai ketua DPR, hal itu akan berdampak buruk pada kelembagaan Dewan Perwakilan Rakyat. Ia pun menceritakan misalnya Aziz dilantik sebagai pengganti posisi Setnov di DPR Senin besok, lalu dikemudian hari Golkar mengadakan munaslub dan dalam munaslub terus didapatkan seorang Ketua Umum yang baru, maka ada kemungkinan juga diganti kembalinya ketua DPR.

Jika hal tersebut tetap dipaksakan terjadi, akan ada grosir herbal dan 5 kali pergantian ketua DPR yang dianggap Ujang kurang pantas untuk dilakukan. Ujang juga menyarankan pada Partai Golkar jika mereka sebaiknya mengadakan munaslub terlebih dahulu untuk mencari Ketua Umum Deifinitif Partai Golkar. Setelah itu barulah mereka melakukan musyawarah lanjutan terkait perihal pencarian sosok yang pantas untuk menggantikan posisi Setnov sebagai ketua DPR. Ujang mengatakan hal tersebut terlihat lebih pantas daripada harus memaksakan pelantikan terhadap seseorang yang ditunjuk secara sepihak.

Sumber: https://nasional.sindonews.com/read/1264517/12/pengamat-golkar-partai-matang-bukan-toko-kelontong-1512919066