Meski Sudah Pakai Hosting Terbaik Hacker Berhasil Retas Situs Pribadi Setya Novanto

Meski Sudah Pakai Hosting Terbaik Hacker Berhasil Retas Situs Pribadi Setya Novanto

Ternyata semua hosting terbaik bisa saja mengalami peretasan yang dilakukan oleh para hacker. Salah satunya adalah situs yang diketahui adalah milik dari Setya Novanto, Ketua DPR RI. Sampai berita diturunkan, belum diketahui dengan pasti siapa yang telah membobol keamanan situs tersebut dan sejak kapan. Situs yang beralamatkan setnov.co.id tersebut mendadak menjadi hitam.

Situs tersebut memang resmi milik Setya Novanto, sebab situs tersebut tersambung dengan akun twitter resmi miliknya, @sn_setyanovanto, yang juga sudah mendapat verifikasi dari twitter. Di bagian tengah website dengan hosting terbaik terdapat tulisan ‘hacked by Phantom Ghost’. Nampaknya memang hacker tersebut sengaja ingin membuat publik penasaran dan juga sekaligus menunjukkan eksistensinya.

Selain tulisan tersebut, terdapat pula tulisan lain yang nampak berkelip di dalam website milik SetNov, panggilan warganet untuk Setya Novanto. Tulisan Mr. Aljabar dan Phantom Ghost tersebut sangat mencolok karena berukuran cukup besar. Namun peretasan tersebut tidak berlangsung lama dan sudah langsung bisa diatasi oleh tim hosting terbaik yang dimiliki oleh SetNov.

Kejadian peratasan tersebut terjadi tepat saat Novanto merayakan ulang tahun yang ke-62. Ditemui awak media ketika menghadiri topping off gedung baru Golkar, Novanto meyatakan senang dengan semua pemberian karangan bunga dan juga ucapan ulang tahun yang dialamatkan padanya. Dia juga meminta doa agar selalu diberikan kesehatan.

Di gedung yang berada di Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat tersebut, awak media juga memberondong Novanto terkait dengan situs pribadinya yang diretas. Namun, Novanto tidak memberikan pernyataan mengenai hal tersebut, begitu pula dengan anggota Golkar yang lainnya.

Hal berbeda diungkapkan Fredrich Yunadi selaku pengacara Setya Novanto. Fredrich mengaku baru mengetahui perihal peretasan tersebut dari wartawan yang menemui dan menanyakan permasalahan tersebut. Fredrich mengatakan bahwa website dengan hosting terbaik yang dipakai tersebut belum diperoleh kejelasan apakah memang benar diretas atau hanya kesalahan teknis semata.

Jika memang benar situs tersebut diretas dan menimbulkan kerugian bagi kliennya, Fredrich mengungkapkan bahwa langkah hukum bisa saja diambil. Hal tersebut dimaksudkan agar ada efek jera bagi siapapun yang melakukan tindakan merugikan tersebut. Namun Fredrich belum memastikan langkah apa yang akan diambil dalam waktu dekat mengingat investigasi sedang dilakukan dan belum ada hasil.

Masyarakat juga harus memahami konsekuensi apa yang akan ditanggung oleh para hacker yang sudah meretas situs hosting terbaik milik Setya Novanto maupun situs lainnya. Fredrich mengungkapkan akan bekerjasama dengan Unit Cybercrime Polri jika memang diperlukan.

Publik pun sempat berasumsi bahwa “keusilan” yang menyasar Setya Novanto tersebut adalah salah satu bentuk kekesalan sejumlah pihak yang diwakili oleh hacker tersebut mengingat kasus yang membelit Setya Novanto. Seperti yang diketahui, sejak Jum’at (10/11) KPK sudah menetapkan Novanto kembali menjadi tersangka kasus korupsi mega proyek e-KTP setelah sebelumnya sempat lolos.

Namun kebenaran berita tersebut masih harus didalami. Pelaku peretasan juga sedang diselidiki agar tidak terjadi kasus serupa di masa yang akan datang. Terlebih lagi jika peretasan tersebut menimbulkan kerugian baik materiil maupun imateriil. Walaupun demikian nampaknya pekerjaan ini menjadi PR yang cukup sulit mengingat tidak ada jejak lain yang ditinggalkan oleh si peretas.

Setya Novanto juga lebih memilih menghindar ketika dimintai keterangan mengenai maksud di balik peretasan situs hosting terbaik miliknya tersebut. Dia lebih memilih memberikan kalimat singkat khas politisi dan memilih untuk segera masuk ke dalam mobilnya dan melaju meninggalkan gedung DPP Golkar dan para wartawan yang sudah lama menunggunya. Sumber berita: https://news.detik.com/berita/d-3723666/situs-pribadi-setya-novanto-diretas