Di tengah pesatnya impor ikan ilegal yang merugikan nelayan lokal, petani lobster Ciseeng justru unjuk gigi dengan merayakan panen perdana bersama Ketua Biasa Partai Golkar Aburizal Bakrie, Menteri Kelautan dan Perikanan RI Fadel Muhammad dan Ketua Komisi VI DPR RI Airlangga Hartarto. Panen dikerjakan di tambak milik Golongan Tani Mina Karya di Desa Cogrek, Kecamatan Ciseeng, Bogor.

Panen perdana lobster air tawar ini ialah upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Himpunan Pengusaha Kosgoro 1957 dan DPP Partai Golkar untuk menumbuhkembangkan bisnis perikanan darat. Kerjasama tiga institusi ini menciptakan 6.000 ekor lobster yang cocok konsumsi dari tambak ujicoba hal yang demikian.

Fadel Muhammad mengatakan, pemerintah sungguh-sungguh antusias menolong pengembangan usaha perikanan darat. Berdasarkan eks Gubernur Gorontalo itu, program Minapolitan (kawasan perikanan) menuntutnya kerja ekstra keras dengan turun seketika ke tempat pedesaan.

“Kita turun ke desa, kita lihat potensinya dan kita beri bantuan permodalan yang memang dibutuhkan. Segala ini dikerjakan agar potensi perikanan darat di tempat bisa berkembang,” ujar kader Partai Golkar ini.

Untuk membuktikan komitmennya, Fadel menggelontorkan Rp1 miliar kepada sepuluh kelompok tani yang dianggap potensial. “Pemerintah menolong Rp100 juta untuk satu klasifikasi tani yang kami anggap punya potensi bagus. Gampang-mudahan bantuan ini dapat diaplikasikan sebaik-pantasnya untuk keperluan usaha,” kata Fadel.

Ketua Biasa DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie memberikan apresiasi terhadap petani lobster Bogor binaan Himpunan Pengusaha Kosgoro 1957 yang sukses menyelenggarakan panen perdana. Pria yang akrab disapa Ical ini mau, usaha ini bisa terus berkembang dalam menolong kesejahteraan masyarakat desa. Frozen Lobster Manufacturer

Soal bantuan finansial, Ical mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan pimpinan Bank Rakyat Indonesia (BRI) guna mempermudah penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) kepada para petani lobster. “Saya sudah telepon Pak Sofyan (Direktur Utama BRI Sofyan Basir, red) untuk menolong menyalurkan KUR ke petani ikan di sini. Alhamdulillah beliau merespon baik. Senin pekan depan (11/4) aku ketemu beliau,” kata mertua penggiat seni Nia Ramadhani itu.

Ical berharap dana bantuan pemerintah dan KUR dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Tidak diaplikasikan untuk hal-hal lain di luar bisnis perikanan ini. “Satu lobster jantan bisa dikawinkan dengan lima betina. Tetapi bapak-bapak jangan berkeinginan menikah dengan lima wanita lagi. Jangan untuk beli kendaraan beroda empat, cat rumah atau yang lainnya,” ujar Ical yang segera disambut tawa undangan.

Sementara itu, anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengatakan, dewan akan mengawasi impor ikan ilegal yang benar-benar betul-betul menyengsarakan rakyat. Ia tidak berharap masuknya 200 kontainer ikan kenyang ilegal dari Cina dan 5.000 ton dari Thailand kembali terjadi.

“Bayangkan harga ikan begah impor hanya Rp5.000 per kilo, meskipun ikan dari nelayan lokal dipasarkan Rp15.000. Mana mungkin nelayan lokal dapat bersaing,” kata fungsionaris DPP Partai Golkar itu.

Sumber: