Golkar Singgung Pengalaman AHY Saat Masuk Bursa Cawapres

Saat ini Indonesia sedang bersiap menghadapi pemilihan capres dan cawapres baru tahun 2019. Menggantikan jabatan dari Presiden Joko Widodo dengan para calon pemimpin baru terbaik untuk masa depan negara. Menurut beberapa sumber berita mengatakan apabila pilpres kali ini akan ada banyak sekali calon pemimpin muda.

Golkar Singgung Pengalaman AHY Saat Masuk Bursa Cawapres

Setiap partai politik telah mencalonkan tokoh kuatnya masing-masing, termasuk juga Partai Demokrat. Akan tetapi terjadi protes yang menyinggung calon capres cawapres yang diajukan oleh partai tersebut yaitu Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Nama Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) atas Partai Demokrat muncul nama anak dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebagian besar anggota dari partai lain menganggap apabila AHY kurang mumpuni dalam mengurusi perihal pemerintahan. Ditambah lagi latar belakangnya sebagai mantan anggota TNI dengan pangkat Mayor, yang artinya ia mempunyai latar belakang sebagai prajurit bukan pengatur serta pemimpin dimana selalu bergelut dengan dunia politik. Itulah yang juga menyebabkan mengapa Agus Yudhoyono dipandang masih rendah pengalamannya dibandingkan dengan calon dari parpol lainnya sehingga kurang memahami persoalan politik di Indonesia. Ditambah lagi Partai Golkar khawatir dengan masa depan Negara apabila dipimpin oleh seorang tokoh yang tidak ada background pemerintahan sama sekali.

Meskipun ada banyak orang ataupun anggota partai politik yang memberikat tanggapan negative, ternyata pihak Demokrat sendiri malah menjadikan AHY sebagai kandidat kuat cawapres tahun 2019 nanti. Salah satu parpol memberikan tanggapan yaitu Partai Golkar yang mengatakan jika Agus Harimurti Yudhoyono tidak mempunyai faktor pengalaman pemerintahan cukup. Ia juga menambahkan apabila maju ke pemilihan capres cawapres bukan hanya mengandalkan kekompakkan tetapi juga kemampuan yang tentunya bias saling melengkapi. Salah satunya kemampuan yang paling utama dan penting yaitu di bidang ekonomi. Oleh sebab itulah mengapa calon pemimpin Negara Republik Indonesia bersama dengan wakilnya nanti seharusnya mempunyai faktor pengalaman mengenai kepemimpinan dalam perintahan yang memadai. Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPP Golkar yaitu Ace Hasan Syadzily kepada media massa ketika diwawancara pada tanggal 27 Februari 2018 lalu.

Selain itu ada hal lain lagi yang diungkapkan oleh Ace Hasan selaku anggota dari Partai besar Golkar. Ia berpendapat apabila pengalaman akan dunia kepeimpinan sangatlah penting untuk dimiliki oleh cawapres di masa depan. Ini bertujuan agar calon tersebut dapat membawa kemajuan pesat situs judi online bagi Indonesia selama beberapa tahun ke depan.

Pihak dari Partai Demokrat sendiri yaitu Waketum Nurhayati Assegaf juga memberikan tanggapan mereka mengenai protes dan sindiran keras dari Golkar. Iaa mengatakan jika Agus Yudhoyono mampu maju dan bersaing dengan calon cawapres lainnya. Bahkan putra SBY itu tidak membutuhkan pengalaman kepemimpinan untuk menuju pilpres seperti yang dikatakan oleh partai lain. Pengalaman, wawasan serta kemampuan AHY dianggap sudah cukup bagus dan layak maju ke pemilihan presiden. Ia memberikan tambahan yakni mengenai pengalaman dalam bidang pemerintahan dan memimpin rakyat bias didapatkan dimana saja dan kapan saja sehingga tidak perlu jadi hal yang terlalu dipikirkan.

Meskipun termasuk calon pemimpin dengan usia muda tetapi hal tersebut bukanlah menjadi penghalang. Bahkan data statistik membuktikkan jika tahun 2019 nanti ada sekitar lebih dari 100 juta penduduk berusia kurang dari 35 tahun yang akan memilih dalam pilpres. Tentu saja kesempatan itu sangat dimanfaatkan oleh Dmokrat untuk menjagokan AHY sebagai tokoh pemuda Indonesia sebagai cawapres selanjutnya.

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-3888081/ahy-masuk-bursa-cawapres-golkar-singgung-faktor-pengalaman

Baca juga artikel kami mengenai setya novanto bawa kotak kacamata karena trauma bawa buku catatan

Golkar Bangga Ical Klaim Sumbangkan Kader ke Partai Lain

Golkar Bangga Ical Klaim Sumbangkan Kader ke Partai Lain

Sebentar lagi seluruh masyarakat Indonesia akan menyongsong momen Pemilu tahun 2019 yang sangat ditunggu-tunggu beberapa tahun sekali. Pastinya setiap partai politik akan mencalonkan bibit-bibit pemimpin unggulan dan unjuk kebolehan masing-masing. Akan tetapi baru-baru ini muncul kabar panas dari Partai Golkar yang sempat membuat partai lain serta rakyat menjadi tekejut sekaligus heran. Hal ini dikarenakan ada beberapa anggota atau kader Golkar malah berpindah ke partai lain dengan alasan tertentu. Adapun mereka antara lain yaitu Priyo Budi Santoso selaku politisi Golkar yang disebut hengkang dan pindah ke Partai Berkarya, kemudian Syahrul Yasin Limpo memilih Partai Nasional Demokrat (NasDem). Kepindahan dua kader profesional tersebut tentunya sangat disayangkan karena mereka telah lama berkecimpung turut membangun partai pohon beringin menjadi berkembang dan besar hingga sekarang ini. Namun sampai saat ini, alasan mengapa dua anggota tersebut memutuskan untuk keluar masih belum dipastikan.

Menanggapi hal tersebut, Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau yang kerap disapa sebagai Ical sangat tidak mempermasalahkannya. Bahkan ia sendiri mengaku bangga karena telah berbesar hati menyumbangkan dua kader Golkar kepada partai lain yang membutuhkan. Selama ini partainya mempunyai banyak anggota berprestasi sehingga tak perlu khawatir bersaing dengan mantan kadernya tersebut. Bahkan ia juga menambahkan apabila mereka harus berusaha dengan keras untuk meningkatkan kinerja partai baru supaya bisa sejajar dengan Golkar. Mengenai perpindahan dua kader parpol tersebut akan ditindaklanjuti dan dibahakn melalui Majelis Etik.

Selain itu, Ical juga menyatakan apabila kepindahan anggota atau kader sebuah parpol merupakan hak masing-masing orang sehingga tidak dapat diilarang apalagi dipaksakan. Yang terpenting baginya adalah para wakil rakyat sama-sama mempunyai tujuan untuk memajukan negara. Intinya adalah asalkan semuanya kembali lagi demi kepentingan tanah air maka tidak perlu ada yang dirisaukan.

Menengok sejarahnya, Golkar memang merupakan sebuah partai besar dengan banyak sekali anggota. Cukup banyak alumni yang memutuskan untuk keluar dan bergabung dengan partai lain bahkan sampai membentuk suatu parpol baru sendiri. Kejadian tersebut bukanlah suatu hal yang mengejutkan karena kepindahan beberapa kader Golkar sudah tercatat sejak era reformasi hingga sekarang.

Pada saat rapat konsolidasi dengan DPP Partai Golkar, Ical menyampaikan sebuah hasil diskusi mengenai Pemilu 2019 yang akan datang. Adanya rapat tersebut khusus membahas mengenai strategi partai untuk memenangkan serta menghadapi Pilkada serentak serta Pemilihan Umum yang nampaknya akan jauh lebih ramai ketimbang sebelumnya. Pasalnya, ia memprediksi jika masyarakat didominasi oleh para pemilih muda pada periode ini dimana presentasenya mencapai 60 persen lebih. Dengan begitu ia mentargetkan akan mengajukan beberapa calon berusia muda agar dapat menyesuaikan kondisi yang ada. Ical mengungkapkan jika Partai Golkar membutuhkan cara dan strategi yang berbeda dari biasanya untuk memenangkan pemilihan tersebut. Karena diprediksi banyak pemilih muda maka ia ingin menyesuaikannya dengan keinginan anak-anak muda.

Setiap menjelang Pemilihan Umum atau Pemilu, seringkali terjadi beberapa hal mengejutkan, terutama di bagian partai politik. Pindahnya seorang kader ke parpol lain memang cukup mengejutkan serta mencurigakan. Terlebih lagi mereka telah lama berkecimpung dan sempat ikut serta mengharumkan nama partai tersebut. Yang paling penting yaitu sebagai pemimpin dan wakil rakyat, mereka mampu memberikan kontribusi nyata untuk kepentingan bangsa serta negara. Dengan begitu Indonesia mampu mendapatkan calon pemimpin bola tangkas terbaik di Pemilu 2019 nanti.

Sumber: https://www.merdeka.com/politik/ical-klaim-golkar-bangga-sumbangkan-kader-ke-partai-lain.html

Ical CS Rapat dengan Airlangga Bahas Ini

Ical CS Rapat dengan Airlangga Bahas Ini

Saat ini keadaan negara memang sedang genting karena sebentar lagi akan menghadapi momen Pemilu 2018 dan juga Pilpres 2019. Tentunya hal tersebut membuat banyak pihak khususnya partai politik menjadi sangat antusias sekaligus sibuk mempersiapkan berbagai macam keperluan kampanye. Masing-masing partai berusaha mencari, memilih, dan mengajukan kader-kader terbaiknya demi menjadi calon pemimpin bangsa dan negara. Baru-baru ini terdengar kabar jika Partai Golkar baru saja menggelar sebuah rapat bersama dengan Dewan Pembina mengenai persoalan atau isu strategis. Kira-kira hal apa sajakah yang dibahas serta hasil dari pertemuan tersebut?

Ketika diwawancarai di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Jakarta Barat, Ketua Umum Partai Golkar yaitu Airlangga Hartarto memberikan keterangan. Ia menuturkan apabila pihaknya akan membahas hasil rapimnas dan rakemas yang sudah ada kemarin. Mereka akan berdiksui dengan Dewan Pembina mengenai hal tersebut agar mendapatkan keputusan yang jelas. Selain itu, dibahas pula mengenai isu-isu strategis dari paimnas kemarin karena dirasa masih belum tuntas sehingga bisa diselesaikan dengan cepat.

Adapun hal lainnya yang menjadi topik pembicaraan Golkar dengan Dewan Pembina adalah mengenai konsolidasi menghadapi pilkada 2018 yang dilakukan pada bulan Juni mendatang. Kemudian juga persoalan persiapan Pemilu Pilpres 2019 yang saat ini sedang diperbincangkan banyak orang baik masyarakat Indonesia maupun antar parpol itu sendiri. Airlangga mengatakan konsolidasi sangatlah penting untuk menghadapi datangnya Pemilikada serta beberapa rekomendasi. Tujuannya yaitu untuk melakukan penjaringan daftar calon pemimpin sementara DPR RI. Setelah itu pihak mereka akan membahas mengenai persiapan Pemilu 2019 yang sebentar lagi akan datang.

Bicara soal calon wakil presiden yang akan maju ke Pilpres 2019, pihak Golkar sendiri juga akan melakukan pertemuan dan rapat khusus bersama dengan partai politik lainnya. Mengenai cawapres nantinya akan ditentukan melalui musyawarah dan kesepakatan bersama sehingga tidak menimbulkan perdebatan. Partai Golkar sendiri sudah jelas mempunyai calonnya sendiri begitu pula dengan partai politik yang merupakan koalisi mereka. Sebenarnya pihaknya masih ingin mengajukan Jusuf Kalla sebagai wakil presiden periode selanjutnya tetapi terhalang oleh kebijakan pada Undang-Undang. Peraturan menyebutkan apabila seorang pemimpin baik Presiden ataupun Wakilnya tidak diperbolehkan mencalonkan diri kembali apabila sudah menduduki jabatan selama dua periode. Sedangkan telah diketahui sendiri apabila Jusuf Kalla sempat menjadi wakil presiden di periode sebelumnya mendampingi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Mungkin Anda tertarik dengan artikel kami lainya mengenai: setya novanto bawa kotak kacamata karena trauma bawa buku catatan

Untuk persoalan calon ataupu kriterianya masih belum bisa disebutkan karena baik Golkar maupun partai lain belum menemukan sosok yang tepat. Untuk perwakilan kader tiap parpol sendiri pastinya sudah ada namun semuanya harus dibicarakan terlebih dahulu dengan menggelar rapat serta pertemuan. Yang pasti pihak partai Golkar berharap jika Joko Widodo memilih kembali kader dari mereka sebagai pendamping calon wakil presiden pada Pilpres 2019 mendatang.

Pertemuan akan dilaksanakan scoreqq secara tertutup dan membahas berbagai macam hal penting seperti rapemnas, rakernas, pencalegan, Pemilu 2018 serta Pilpres 2019. Hasilnya nanti diharapkan bisa memberikan jalan keluar terhadap masalah yang muncul saat ini. Selain itu juga membicarakan mengenai rapat bersama seluruh partai politik lain demi mencari kandidat atau calon wakil presiden yang tepat guna bersanding dan mendampingi Calon Presiden Joko Widodo. Sementara itu, pertemuan tersebut dihadiri oleh beberapa petinggi seperti Ketua Dewan Pembina Golkar, Aburizal Bakrie atau Ical. Ada pula Dewan Pembina Golkar yaitu Fahmi Idris, Melchias Mekeng, serta Fadel Muhammad.

Sumber: https://news.detik.com/berita/3940069/airlangga-rapat-dengan-ical-cs-soal-golkar-bahas-apa

Saya Tidak Kalah Tapi Dikalahkan Keterangan Babel BPJ dalam Musdalub Golkar

Saya Tidak Kalah Tapi Dikalahkan Keterangan Babel BPJ dalam Musdalub Golkar

Musdalub DPD I Partai Golongan Karya atau Golkar di Kepuluan Bangka Belitung berbuah kekecewaan bagi salah satu calon yang ikut dalam Musdalub tersebut. Bambang Patijaya atau yang akrab dipanggil BPJ ini, merasa kecewa setelah Hendra Apollo terpilih.

Keputusan aklamasi dalam Musdalub tersebut menentukan bahwa jabatan ketua DPD I Golkar di periode 2015-2020 akan dipegang oleh Hendra Apollo. Keputusan tersebut tentu membuat calon lainnya seperti BPJ merasa kecewa. Bahkan saat ditemui pihak wartawan pun ia nampak kecewa.

Pada saat ditemui awak media, BPJ menyatakan kekecewaannya dengan menyebutkan bahwa dirinya tidak lah merasa kalah terkait dengan kesepatan yang dibuat pada Musdalub tersebut, tetapi ia merasa dikalahkan.

Menurutnya, jika dalam Musdalub tersebut terjadi pertarungan yang fair atau adil, BPJ yakin bahwa dirinya lah yang akan terpilih. Dan yang membuatnya semakin kecewa adalah kenapa baru saat Musdalub tersebut terjadi, diambil keputusan aklamasi yang akhirnya membuat calon lain kecewa.

Baca artikel kami lainya mengenai: politisi golkar hetifah berharap ada transparansi sumber dana kampaye dan penggunaanya

BPJ menambahkan bahwa sebaiknya semua pihak menerima panggilan terlebih dahulu dua sampai tiga hari sebelum Musdalub ini berlangsung. Jika sudah ada panggilan seperti itu, menurutnya banyak pihak yang akan tetap legowo dengan hasil dari kesepakatan yang terjadi termasuk dirinya.

Ia juga menekankan bahwa dirinya tidak merasa kalah tetapi dia dikalahkan. Dan saat ditanya mengenai niatan dirinya untuk keluar dari partai yang sudah membesarkan namanya tersebut, Bambang Patijaya hanya dapat terdiam.

Akan tetapi menurut pengakuannya, ia akan melakukan konsolidasi terlebih dahulu sebelum memutuskan mengenai hal tersebut.

Berbeda dari Bambang Patijaya, salah satu pengurus senior DPD II Partai Golkar di salah satu kabupaten mengaku bahwa dirinya akan mengambil sikap tegas dan akan segera keluar dari partai setelah adanya keputusan aklamasi tersebut.

Aklamasi sendiri merupakan pernyataan setuju yang dilakukan secara lisan dan dalam hal ini tidak ada pemungutan suara dalam memilih calon yang sudah ada sebelumnya.

Meskipun sudah disepakati dengan aklamasi, akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa banyak pihak yang kecewa dengan hasil Musdalub yang berakhir tanpa pemungutan suara tersebut.

Sebagai salah satu peserta, salah satu pengurus senior DPD II Partai Golkar tersebut menyatakan bahwa dirinya akan keluar karena merasa begitu kecewa atas peristiwa yang terjadi di Musdalub tersebut.

Baginya, semua pihak sudah lelah dengan Musdalub tersebut dan yang terjadi adalah aklamasi yang bagi dirinya merupakan suatu usulan yang diambil “seenaknya” saja.

Dengan nada kecewa yang sama salah satu peserta Musdalub tersebut juga ambil suara. Jika akhirnya demikian, menurutnya tidak diadakannya Musdalub akan lebih baik kalau akhirnya DPP mengusulkan satu nama untuk disetujui secara aklamasi.

Kalau begitu, menurut salah satu peserta Musdalub tersebut mengapa tidak langsung saja DPP memberikan SK kepada orang yang memang sudah mereka mau dan tidak usah diadakan Musdalub yang pada akhirnya hanya membuat kecewa dan melelahkan.

Dengan terjadinya aklamasi ini pun, akhirnya Musdalub DPD I Partai Golkar yang berlangsung di Aula DPP Golkar di Kepulauan Bangka Belitung membuahkan banyak kekecewaan dari berbagai pihak.

Terpilihnya Henda Apollo pun menjadi diikuti dengan nada kecewa calon lainnya seperti Bambang Patijaya atau BPJ yang merasa dikalahkan. Dan bahkan diikuti juga kekecewaan peserta lain dan bahkan niat untuk keluarnya pengurus partai di daerah yang merasa kecewa dengan kejadian di Musdalub tersebut.

http://rantaiqq.com

Sumber: http://bangka.tribunnews.com/2018/02/27/musdalub-golkar-babel-bpj-saya-tidak-kalah-tapi-dikalahkan

Arah Angin Dukungan TGB Bisa Jadi Amunisi Jokowi di Pilpres 2019

Menyusul pernyataan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, yang mendukung Jokowi maju dua periode, Golkar menilai positif hal tersebut. Ketua Bidang Media dan Penggalangan opini DPP Golkar TB Ace Hasan Syadzily berpendapat bahwa dukungan TGB bisa menjadi amunisi kuat Jokowi pada pilpres tahun depan.

Menurut Ace, NTB pada 2014 merupakan provinsi tempat Jokowi takluk. Bisa diperkirakan jika sinyal dukungan TGB ini bisa memuluskan langkah Jokowi meraih target dua periode. Selain itu, prediksi Ace lebih lanjut, NTB membutuhkan dukungan total pemerintah pusat dalam menuntaskan beberapa program pembangunan setelah TGB melepas jabatannya sebagai gubernur.

Ace juga menambahkan jika perubahan arah dukungan TGB ini jangan dinilai sebagai bentuk rongrongan kepada pihak lawan. Dalam hal ini adalah para calon yang berada dalam bursa cawapres pendamping Jokowi. Tidak ada persaingan apapun, klaim Ace.

Hal tersebut tak mengherankan, karena TGB sendiri pernah disebut sebagai cawapres potensial. Baik dari kubu petahana, Jokowi, maupun dari kubu Prabowo.

Dukungan TGB pada Jokowi saat ini sebagian besar dikarenakan pertimbangan yang cukup rasional. TGB menilai wilayah ekonomi khusus Mandalika tergolong sukses. Dia memperkirakan jika terjadi perubahan pada pemerintahan pusat, maka dapat menghambat apa yang telah dicapai selama ini di Mandalika dan NTB.

TGM merasa jika kepemimpinan nasional mengalami pergantian, hal tersebut akan mengganggu suasana kebatinan. Diperlukan dua periode untuk menuntaskan visi, misi, dan transformasi pembangunan di NTB. Dan keputusannya untuk mendukung Jokowi menggapai tampuk pimpinan dua periode tersebut tak lepas dari pertimbangan akal sehat, kemaslahatan umat, dan bangsa. Jokowi layak mendapatkan dukungan untuk melanjutkan apa yang sudah dimulai empat tahun ini.

Menilik dari kacamata TGB sebagai pimpinan wilayah NTB, dia menilai jika selama ini peran pemerintah cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi dan sosial kemasyarakatan di Mandalika dan NTB. Jika hal tersebut harus berhenti satu periode saja, dikhawatirkan capaian positif Mandalika dan NTB juga akan terimbas mandek.

Baca juga artikel kami mengenai gerakan golkar jokowi siap satukan suara menangkan pilpres 2019

TGB tak mengelak jika keputusannya ini sedikit menimbulkan ketegangan politik. Namun menurutnya, adalah hal yang rasional dan sah jika mendukung seorang Presiden yang terbukti mampu melahirkan perubahan positif untuk kembali meneruskan pimpinannya. Beda halnya jika dukungan diberikan kepada Presiden yang sudah berkuasa lebih dari dua periode. Sejarah membuktikan, hal tersebut hanya akan melahirkan penyelewengan kekuasaan.

Disinggung tentang kasus hukumnya bersama KPK beberapa saat yang lalu, TGB menampik jika pernyataan dukungannya ini ada sangkut pautnya dengan hal tersebut. TGB menegaskan jika dukungannya murni berdasarkan penilaian pribadinya sebagai pimpinan wilayah NTB.

TGB juga menampik soal berita dirinya yang dipastikan bakal digandeng Jokowi sebagai cawapres pada pilpres 2019 mendatang. Menurutnya, komunikasi yang selama ini ada dengan Presiden Jokowi tidak lebih dari bahasan kepentingan pembangunan nasional dan perkembangan sosial ekonomi NTB.

Meskipun begitu, TGB sangat menghormati dominoqq serta mengapresiasi pihak-pihak yang memberikan dukungan kepadanya untuk ikut maju pada kancah pilpres 2019 mendatang. Usai meletakkan jabatan Gubernur NTB pada September 2018 nanti, TGB menginginkan untuk memberikan kontribusi dalam skala nasional. Komunikasi dengan beberapa partai politik dan pihak-pihak pendukung lainnya, sudah mulai intens dilakukan.

Besar harapannya jika para elite politik nasional mengadakan pertemuan yang lebih fokus membahas masalah kebangsaan beserta solusinya. Agar atmosfir ketegangan politik saat ini bisa diminimalisir.

Sumber Referensi: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180704222349-32-311613/golkar-sebut-dukungan-tgb-tambah-kekuatan-jokowi-di-pilpres

Golkar Pertimbangkan Pecat Bupati Jombang Bila Terbukti Bersalah

Golkar Pertimbangkan Pecat Bupati Jombang Bila Terbukti Bersalah

Ahmad Doli Kurnia selaku Wakil Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Sumatera DPP Partai Golkar memberikan pernyataan Senin, 5 Februari 2018 di Jakarta bahwa partainya tidak akan memberikan toleransi pada kadernya yang terlibat permasalahan korupsi. Sebab telah konsisten jika Golkar hari ini adalah Golkar yang ‘zero tolerance’ pada korupsi. Dan akan seperti itu ke depannya nanti, terhadap siapa saja kader. Terlebih lagi pimpinan partai yang ada pada semua level yang terlibat kasus korupsi.

Pernyataan Doli ini untuk menyikapi peristiwa operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK pada Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko yang juga termasuk Ketua DPD Golkar Jawa Timur. Doli pun juga menyampaikan bahwa partainya tegas akan melakukan dua pendekatan pada kader maupun pimpinan partai yang sudah memiliki status tersangka kasus korupsi. Pertama kali yaitu dengan pendekatan organisasi. Kemudian segera memberhentikan yang bersangkutan dari jabatan di partai yang melekat pada dirinya.

Doli juga mengungkapkan jika sampai proses hukum yang inkracht atau berkekuatan hukum tetap, yang mana yang bersangkutan telah dinyatakan terpidana, maka bisa dikenai sanksi pemecatan dari keanggotaan. Sedangkan untuk pendekatan kedua yaitu pendekatan kemanusiaan. Yaitu dengan hak pembelaan di depan hukum, serta yang ada konteks menghargai peran dan perannya kepada partai selama ini. Untuk Kader maupun pimpinan yang jadi tersangka, akan diberi bantuan hukum yang sesuai dengan ketentuan hukum berlaku.

Bupati Jombang sebelumnya juga telah mengaku, bahwa uang yang diterima tersebut dari Plt Kadis Kesehatan Jombang Inna Selistyowati yang termasuk sumbangan dari teman-temannya. Dia pun juga mengatakan bahwa tidak tau jika apa yang dilakukan tersebut menyalahi peraturan hukum.

Nyono telah mengklaim, uang yang dia terima termasuk uang sumbangan, tidak termasuk pungli seperti yang disebut pihak KPK. Dia pun juga tidak menduga ada teman di Dinkes membantu untuk sedekah, santunan anak yatim.. Meskipun demikian, sekarang ini dirinya ditetapkan sebagai tahanan KPK danjuga akan mendekam di Rumah Tahanan Guntur cabang KPK. Bupati Jombang tersebut juga mengaku rela apabila diberhentikan dari jabatannya sebagai bupati.

Sumber Artikel : http://news.liputan6.com/read/3258254/golkar-pertimbangkan-pecat-bupati-jombang-bila-terbukti-bersalah

Terus Terang Idrus Marham Mengenai Rangkap Jabatan Menteri Golkar

Terus Terang Idrus Marham Mengenai Rangkap Jabatan Menteri Golkar

Idrus Marham buka suara mengenai rangkap jabatan menteri yang berasal dari Golkar di Kabinet Kerja. Idrus juga diangkat sebagai Menteri Sosial ini mengatakan yakin keadaan itu tak mengganggu kerja. Dan dirinya menjelaskan bahwa harus melihat, sebenarnya, posisi di partai dengan kabinet sebenarnya saling mendukung serta memperkuat. Dan dirinya pun juga tidak merasa terganggu dengan adanya rangkapan jabatan yang ada pada Idrus Marham tersebut.

Menurutnya, di Golkar telah ada pembagian peran yang diatur pada sistem partai yang membawa lambang pohon beringin itu. Lalu dia juga menegaskan adanya rangkap jabatan tersebut tak akan mengganggu kerja dirinya dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto untuk kerja di pemerintahan. Seperti yang diketahui, bahwa Airlangga juga menjabat sebagai Ketua Umum Golkar. Airlangga juga ditetapkan menjadi Ketum sesudah melalui Munaslub pada 20 Desember tahun kemarin.

Idrus pun juga kembali menegaskan, Apalagi Golkar, Golkar memiliki sistem yang sudah jalan. Distribusi peran, delegation of authority yang telah diatur dalam sistem. Maka, eeski Airlanga menjabat ketum serta Menteri Perindustrian kinerjanya baik itu di kementerian maupun Golkar juga tidak akan terganggu. Mengenai rangkap jabatan ini, Wakil Ketua DPR mengatakan rangkap jabatan menteri ini menjadi bentuk inkonsistensi kebijakan dari Presiden Joko Widodo. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang bernama Fadli ini menilai Jokowi telah mengingkari apa yang dikatannya.

Sebab Presiden RI Joko Widodo menyatakan jika menteri tidak boleh merangkap jabatan. Akan tetapi saat ini ada menteri menteri yang merangkap jabatan. Dengan begitu banyak yang menghujat pernyataan tersebut.

Selain itu, Ketua DPP PAN yang bernama Yandri Susanto juga mengkritik Presiden Jokowi sebab banyak menteri di Kabinet Kerja yang merangkap jabatan sebagai pengurus di partai. Dia berharap Jokowi memegang teguh komitmennya.

Senin, 22 Januari yang lalu di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Ketua DPP PAN Yandri Susanto di gedung DPR mengatakan jika “Pertama, jika kepengurusan Golkar, itu adalah hak internal Golkar. Dia pun juga mengatakan harus hormati apa pun keputusannya. Dia memang ada dua ruang yang berbeda, dan itu merupakanmasalah internal partai Golkar danjuga pemerintahan Presiden Jokowi.

Sumber Artikel : https://news.detik.com/berita/d-3845250/idrus-buka-bukaan-soal-rangkap-jabatan-menteri-golkar