Dunia Arab di Ambang Revolusi Mesir

Sebuah perubahan radikal dan revolusioner sebentar lagi akan terjadi di Mesir. Negeri Piramida ini memasuki hari ketujuh masa-masa kaotik secara politik yang luar biasa masif. Ratusan ribu masa berdemo secara beringas di hampir seluruh penjuru negeri menuntut lengsernya Rezim Presiden Hosni Mubarak dan dimulainya reformasi dan perbaikan ekonomi.

Ekspresi kemarahan terhadap rezim dimanifestasikan dalam bentuk demonstrasi beringas, bahkan penjarahan dan perusakan di antero negeri.Korban telah mencapai angka di atas seratus jiwa.

Media massa cetak dan elektronik menyebut apa yang terjadi di Mesir dengan kata-kata keras dan tajam seperti Egypt in turmoil (Mesir dalam kekacauan),Egypt in crisis (Mesir dalam krisis),bahkan Egypt in the edge (Mesir di tubir jurang kehancuran).Semuanya menggambarkan betapa Mesir berada dalam situasi krisis yang sangat gawat.

Apalagi jika krisis ini berlangsung berlama-lama karena rezim Presiden Hosni Mubarak cenderung buying time dan bergeming untuk tetap bertahan. Sementara rakyat tetap kukuh pada tuntutannya yang utama yaitu lengsernya rezim status quo yang sudah berkuasa selama 30 tahun ini.

Negara Arab Terpenting

Gerakan rakyat antirezim tahun 2011 ini skalanya jauh lebih besar dari pada Revolusi 1952 untuk menghapuskan monarki dengan menggulingkan Raja Faruq dan Revolusi Gandum atau Roti tahun 1977 untuk memprotes pengurangan subsidi gandum dari 65% menjadi 40% sehingga harganya melambung dan mencekik rakyat.

Rakyat Mesir memang sangat revolusioner, sehingga saking revolusionernya sekadar pengurangan (bukan penghapusan) subsidi roti saja telah cukup mendorong terjadinya gerakan menentang pemerintah sehingga berujung pada terjadinya revolusi rakyat. Apatah lagi dengan situasi perekonomian nasional Mesir sekarang ini yang sangat buruk,bahkan bobrok.

Jumlah mereka yang berpenghasilan di bawah dua dolar mencapai di atas 40% dari total penduduk yang berjumlah 80 juta jiwa, dan pengangguran yang merajalela telah menjadi prime mover yang utama bagi rakyat untuk bergerak tanpa harus dipimpin oleh siapa pun. Sementara kalangan kelas menengah ke atas ikut mendukung gerakan karena mereka muak pada sistem pemerintahan yang otoriter, tangan besi, korup, menindas hak asasi manusia, dan jauh dari kebebasan politik.

Bertemunya dua aspirasi ini melahirkan sebuah gerakan revolusi yang luar biasa besar dan berenergi untuk menentang serta menjatuhkan rezim. Maka dipicu oleh keberhasilan revolusi Tunisia menggulingkan Presiden Zine El-Abidin Ben Ali awal tahun 2011 yang mengakibatkan ‘efek karambol’ luar biasa itu, rakyat Mesir, sebagaimana rakyat Aljazair,Yaman,danYordania,bergerak untuk menuntut demokrasi dan perbaikan ekonomi.

Tetapi dibandingkan dengan liputan terhadap gerakan Revolusi Tunisia, Aljazair, Yaman, dan Yordania, perhatian dunia internasional jauh lebih besar terhadap Mesir. Ini bisa dimengerti karena Mesir bukan hanya negara Arab terbesar penduduknya (80 juta jiwa), melainkan juga terpenting dan secara politik memang negara Arab yang paling strategis. Mesir dengan Universitas Al- Azhar-nya adalah pusat pendidikan Islam yang luar biasa berpengaruh di seluruh dunia Islam.

Mesir juga merupakan pusat intelektualisme Arab dan Islam di mana para pemikir Islam garda depan bermukim.Last but not least,secara politik Mesir adalah pusat Dunia Arab. Dari ibukota Mesir, Cairo, organisasi Liga Arab (Arab League) yang prestisius itu digerakkan sehingga menjadi organisasi yang progresif. Bahkan Sekretaris Jenderal Liga Arab sekarang ini,Amru Musa,adalah putra Mesir juga.

Begitu sentral dan signifikannya posisi Mesir bagi Dunia Arab dapat dibuktikan dengan melihat pasang surutnya konflik Arab- Israel. Manakala Mesir tidak mau dan tidak bersedia melakukan perang dengan Israel maka tidak pernah ada Perang besar Arab-Israel kapanpun juga.Maka begitu Mesir meneken Perjanjian Perdamaian Camp David Tahun 1978 antara Mesir dan Israel yang diprakarsai oleh Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter maka terbukti tidak terjadi perang Arab-Israel.

Bahkan bukan hanya itu: alih-alih beberapa negara-negara Arab seperti Yordania dan Maroko malah mengikuti jejak Mesir menandatangani perjanjian perdamaian serta menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Kini negara yang begitu penting dan strategis itu mengalami krisis pergolakan politik yang sangat dramatis.

Dan tampaknya tingkat frustrasi dan kemarahan rakyat sudah sedemikian tingginya sehingga segala macam pernyataan, instruksi,dan ancaman pemerintah tidak menyurutkan sedikit pun gerakan revolusi rakyat. Alihalih memasuki hari ke tujuh rakyat justru semakin berani dan tidak peduli dengan pemberlakuan jam malam dan larangan-larangan sejenisnya.

Tidak ada lagi kepercayaan tersisa terhadap rezim sehingga langkah Presiden untuk melakukan reformasi dengan mengangkat Omar Sulaiman sebagai Wakil Presiden baru, dan Jenderal AU Ahmad Syafik sebagai Perdana Menteri baru, tidak berpengaruh sama sekali.Kesemuanya dianggap sebagai kebohongan belaka!

Dunia Arab Baru?

Sungguh tak terbayangkan bagaimana konstelasi politik dunia Arab pasca-kejatuhan rezim Presiden Hosni Mubarak nanti. Pasalnya, keberhasilan revolusi rakyat Mesir akan mengakibatkan efek karambol yang jauh lebih dahsyat lagi di dunia Arab pada khususnya dan Dunia Ketiga pada umumnya. Sebab,mayoritas negara-negara Arab sekarang ini bukanlah negara demokrasi untuk tidak mengatakannya sebagai negara-negara otoriter dan diktatorial.

Negara-negara semacam ini berpotensi untuk melahirkan gerakan- gerakan perlawanan rakyat menuntut demokrasi,kebebasan politik,dan penghormatan terhadap nilai-nilai hak asasi manusia.Gelombang demokratisasi sungguh sulit dielakkan pada era globalisasi sekarang ini. Apalagi jika ketidakpuasan politik tersebut dibarengi dengan ketidakpuasan sosial dan ekonomi, di mana tingkat kesejahteraan rakyat merosot, angka kemiskinan tinggi, pengangguran merajalela, tidak adanya keadilan sosial dan ekonomi, atau apalagi jika ditambah dengan fenomena kesenjangan sosial yang semakin melebar.

Negara-negara Arab sekarang ini, sebagaimana juga negaranegara Asia dan Afrika lainnya yang masih berkembang, berada dalam situasi sosial-politik-ekonomi yang semacam ini. Walhasil, efek karambol bukanlah merupakan hal yang mustahil terjadi. Jika gelombang revolusi yang berujung pada perubahan rezim terjadi di dunia Arab niscaya padang pasir Arab akan berubah menjadi padang pasir demokrasi.

Rezim-rezim demokrasi yang paralel dengan pilihan rakyat yang demokratis akan bermunculan menggantikan rezim-rezim lama yang otokratis dan despotik tetapi anehnya didukung Barat, khususnya Amerika Serikat. Harus dicatat bahwa rezim-rezim Arab yang memerintah sekarang ini, termasuk pemerintahan Presiden Tunisia Ben Ali dan Presiden Mesir Hosni Mubarok adalah sekutu-sekutu Barat, khususnya Amerika Serikat.

Tak terbayangkan jika rezim-rezim pro-Barat ini terjungkal dan digantikan oleh rezim-rezim baru yang demokratis. Sungguh kita akan melihat sebuah dunia Arab yang baru, yang lain sama sekali dengan dunia Arab yang sekarang ini.Apakah demokrasi bagi dunia Arab akan menjadi berkah ataukah justru musibah, sejarah yang akan menunjukkan kepada kita.(*)

Memberdayakan Sekaligus Melestarikan Alam

 

Gerakan pendampingan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya oleh berbagai Perguruan Tinggi yang akhir-akhir ini makin marak di Tanah Air, ternyata membawa dampak positif yang luar biasa. Selain mengupayakan pemberdayaan keluarga, juga mampu mendukung program pelestarian lingkungan yang selama ini banyak diprihatinkan masyarakat luas.

Gerakan ini memungkinkan keluarga-keluarga sederhana di pedesaan mendapat pendampingan hingga menjadi semakin cerdas, terampil dan menghasilkan karya nyata yang menguntungkan. Di lain pihak, para mahasiswa sebagai pendamping berhasil membawa berbagai hasil penelitian dan pengetahuan yang selama ini diperoleh di kampus perguruan tinggi untuk kemudian dikembangkan sekaligus disebar-luaskan secara penuh ke masyarakat.

Pembangunan berkeadilan menjadi tema pokok dalam upaya menanggulangi kemiskinan dan kelaparan di pedesaan secara bersama-sama. Di sela-sela melakukan aktivitas pemberdayaan, masyarakat juga diimbau untuk melestarikan lingkungan sesyau pesan dunia, antara lain dengan berhemat dalam menggunakan air yang semakin langka di muka bumi.

Dorongan untuk berhemat dengan air sekaligus karena air merupakan komoditas yang sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup di dunia, baik manusia, binatang maupun tumbuhan. Oleh karena itu, pembangunan perlu difokuskan pada upaya pro rakyat dengan tiga titik pokoknya. Yakni, pro upaya penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga, pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan keluarga dan program pemberantasan kemiskinan berbasis usaha mikro dan kecil (UKM). Bagaimanapun UKM merupakan bagian dari unit keluarga selalu dijadikan titik sentral pembangunan.

Pengembangan Kebun Bergizi di lingkungan keluarga, yang intinya menjadikan setiap halaman rumah sebagai Kebun Bergizi menjadi acuan yang perlu mendapat perhatian. Karena, halaman rumah selalu menjadi titik pangkal pengembangan Kebun Bergizi.

Dalam hal ini, perlu selalu diusahakan agar air yang ditumpahkan dari langit di lingkungan halaman rumah dipelihara dengan menyimpannya sebaik mungkin. Di daerah yang airnya melimpah tentu tidak perlu khawatir akan kebutuhan air untuk menyiram tanaman di halaman rumahnya.

Tetapi, di wilayah dengan pasakan air yang minimal, setiap keluarga dianjurkan untuk berhemat dengan air tersebut. Di Surabaya dan daerah-daerah lainnya, yang airnya tidak terlalu jarang, mulai banyak keluarga di berbagai desa diberikan petunjuk bagaimana menghemat air, baik yang berasal dari langit, air yang digali dari tanah maupun air limbah rumah tangga.

Penduduk pedesaan tidak dibenarkan lagi membuang-buang air seenaknya. Mereka dianjurkan agar air limbah pun ditampung, didaur ulang melalui proses pembersihan sederhana. Air daur ulang tersebut dipakai kembali untuk menyiram tanaman Kebun Bergizi yang dipelihara di halaman rumah masing-masing dengan baik.

Proses penggunaan air daur ulang tersebut ternyata sangat menguntungkan karena mengandung sisa-sisa kotoran yang justru menjadi pupuk. Pemakaian air daur ulang itu menyebabkan pemakaian air yang ditampung dari langit, air tanah maupun air PAM dari pipa-pipa pemerintah daerah yang terbatas, menjadi sangat minimal alias bisa dihemat.

Kebun Bergizi yang makin marak di banyak pedesaan dan makin memerlukan air secara teratur ternyata perlu pemupukan yang tidak kalah rajinnya. Pohon-pohon tanaman bergizi yang dilindungi tanaman tahunan, seperti mangga dan pohon lainnya ternyata bisa menjadi kawan karib yang sangat menguntungkan.

Makin rimbunnya tanaman itu setelah kebun dirawat dengan pengairan yang baik ternyata menghasilkan limbah dedaunan yang jatuh dari setiap pohon. Awalnya dedaunan tersebut dirasa mengganggu halaman yang bersih dan bebas dari kotoran dedanunan.

Dengan pendampingan yang makin profesional dari para mahasiswa ternyata dedanunan tersebut, dikombinasikan dengan sisa-sisa makanan dan sampah basah rumah tangga lainnya, dapat diolah dengan baik menjadi pupuk organik. Dhus, tanah-tanah halaman yang semula gersang dan tidak akan mudah ditumbuhu tanaman Kebun Bergizi, pada akhirnya menjadi subur.

Keluarga Hadiono dan Dewi di Jakarta mempraktikkan kerja sederhana yang dengan mudah dapat dilakukan pula oleh keluarga-keluarga lain yang sayang lingkungan dan sekaligus sayang tanaman Kebun Bergizi dirumahnya. Untuk maksud itu diperlukan sebuah tong-tong plastik bekas yang bisa diisi dengan 25-50 liter sampah. Tong-tong bekas itu bisa diambil atau dibeli dan dipilih yang bisa ditutup untuk disulap menjadi pabrik sampah yang sangat murah dan dapat diolah oleh setiap keluarga di rumah masing-masing.

Sampah-sampah dari dedaunan yang berjatuhan dan limbah masak di setiap dapur atau sisa makan yang ada diiris-iris menjadi serpihan kecil dan dimasukkan ke tong agar mudah diproses secara alamiah menjadi pupuk yang sangat berguna. Tong itu sebaiknya mudah digoyang-goyang agar proses alamiah itu berlangsung lebih cepat dan segera menghasilkan pupuk yang sangat baik dalam waktu cepat.

Setelah serpihan irisan sampah daun dan sisa dapur diiris-iris dan dimasukkan ke dalam tong sampah, dengan cermat dibubuhi perangsang obat enzym yang mudah dibeli bernama EM4. Di Jakarta, setiap botol obat enzym tersebut harganya sekitar Rp. 20.000.

Setiap takaran satu tutup botol obat itu dicampur dengan 1 liter air dan disemprotkan secara acak pada sampah serpian daun yang berada di tong sampah. Dengan perawatan dan penyemprotan yang penuh kasih sayang, agar sampah berubah menjadi pupuk, maka satu liter air dengan campuran EM4 itu tidak digelontor, tetapi disemprotkan agar merata.

Dengan cara itu maka sampah dalam tong ukuran kecil itu, setelah sekali-kali digoncang-goncangkan, dalam waktu dua minggu atau lebih, akan mengalami proses alamiah, berubah menjadi pupuk yang sangat berguna untuk Kebun Bergizi di halaman setiap rumah.

Secara sederhana, tong sampah bisa diberi lobang untuk mengalirkan air yang merembes. Kemudian, rembesan air itu ditampung dalam botol dan bisa digunakan sebagai pupuk cair yang sangat berguna bila dicampur dengan air hasil proses daur ulang. Air dan pupuk yang berasal dari limbah, akhirnya dapat bermanfaat untuk melestarikan lingkungan di halaman kita.

Pupuk organik jauh lebih baik dibandingkan dengan pupuk kimia yang disadari atau tidak mempengaruhi pemanasan global hingga menyebabkan perubahan iklim, pergeseran musim musim atau gangguan lainnya. Insya Allah, kita tidak membuang air dan sampah sembarangan lagi.

Gempa Guncang Papua, 3 Tewas

Serangkaian gempa kuat yang mengguncang Papua menewaskan sedikitnya tiga orang, memicu tanah longsor dan menghancurkan belasan rumah.

AP melaporkan sebuah peringatan tsunami dikirim yang membuat warga panik dan mengungsi ke tempat bangunan yang lebih tinggi. Gempa berkekuatan 7,0 SR berpusat 18 mil (29 km) di bawah dasar laut dan 125 mil (195 kilometer) di lepas pantai utara Provinsi Papua seperti dilansir Survei Geologi AS di situsnya.

Hal ini disertai oleh serangkaian gempa susulan yang kuat, sebesar 6,4 SR. “Lebih dari 20 rumah ambruk di Serui, sebuah kota di distrik Yapen, memicu kebakaran setidaknya di tujuh tempat,” kata juru bicara polisi Letnan Kolonel Wachjono. Dua mayat ditarik dari bawah reruntuhan. “Polisi dan tim penyelamat masih mencari korban lainnya di daerah terpencil,” katanya.

“Ratusan orang berlari keluar dari rumah mereka,” kata Yan Pieter Yarangga, penduduk kota Biak. Takut tsunami, orang mengungsi dari pantai dan beberapa berlari ke tempat yang tinggi. “Aku berjalan dengan baik, saya takut akan ada gempa kedua,” katanya.

Peringatan tsunami dikeluarkan dan kemudian dicabut. “Ketika listrik padam, beberapa wanita dan anak-anak menjerit ketakutan,” kata Sersan Junaidi, seorang pejabat polisi setempat. “Banyak yang menangis, mereka sangat ketakutan.”

Sebelumnya, sebuah gempa berkekuatan 5,3 SR juga terjadi di pulau Sulawesi, hampir 1200 mil (2000 km) ke barat, yang memicu tanah longsor yang menghancurkan sedikitnya 50 rumah, menewaskan satu orang seperti dilaporkan Antara. Lainnya terluka, namun belum tau berapa jumlahnya.

Indonesia memang berada di serangkaian fault line, yang membuat rentan terhadap aktivitas seismik dan vulkanik. Sebuah gempa raksasa telah terjadi pada 26 Desember 2004, Samudera Hindia memicu tsunami yang menewaskan 230.000 orang, setengah dari mereka di provinsi Aceh barat Indonesia. Gempa yang melanda Rabu terletak lebih dari 2000 mil (3000 km) dari ibukota negara, Jakarta.

Pemprov Siap Bantu Korban Banjir

WAJO,UPEKS-Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, prihatin dengan banjir yang menggenangi ratusan rumah warga di pinggiran Danau Tempe, sepekan terakhir.

Luapan danau terbesar di Sulsel itu akibat cuaca dan curah hujan yang ekstrem. Pemerintah provinsi pun menyatakan siap membantu dalam penanggulangan ‘tamu tahunan’ itu.

“Pemprov akan terlibat dalam penaggulangan banjir itu. Kita akan bersama-sama Pemerintah Kabupaten Wajo mengatasi banjir akibat cuaca yang ekstrem, apalagi jika skalanya semakin parah,” ungkap Mantan Bupati Gowa dua periode itu kepada wartawan seusai pelantikan Pengurus DPD II Golkar Wajo di Sengkang, Sabtu 19 Juni.

Syahrul mengimbau masyarakat yang tinggal di pinggiran Sungai Walannae untuk selalu waspada. Apalagi hujan masih terus mengguyur daerah Sidrap dan Soppeng sebagai kawasan hulu. Jika kondisinya semakin

parah, mantan wakil gubernur itu mengisyaratkan agar masyarakat mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Sebelumnya, Wakil Bupati Wajo, Amran Mahmud juga mengimbau warga agar mencari tempat yang lebih aman jika kondisi air semakin meninggi. Pantauan Upeks di daerah banjir, Sabtu 19 Juni, air semakin tinggi.

Diprakirakan, air bertambah sekitar 30 centimeter atau sekira dua jengkal jari orang dewasa dari hari sebelumnya. Ketinggian air kin mencapai tiga meter. Akibatnya, lantai rumah panggung warga semakin banyak yang tergenang.

Salah seorang warga di Kelurahan Wiringpalannae, Abdullah kepada Upeks, mengaku waspada dengan cuaca yang tidak menentu. Menurut pria berusia 47 tahun itu, masyarakat memiliki pengetahuan berdasarkan pengalaman banjir sebelumnya. Meski demikian, warga tetap waspada jika hujan mengguyur, apalagi jika hujan deras di daerah hulu.

“Jika banjir terjadi pada bulan Juni, maka ketinggian air akan memuncak tanggal 25 atau 26 Juni. Tetapi jika terjadi pada bulan Juli, maka puncaknya berkisar tanggal 13 Juli. Ini berdasarkan pengalaman banjir sebelumnya dan itu yang kita pegang,” ungkapnya. (bah)

Gempa Guncang Sulbar, Satu Tewas, Puluhan Luka

MAMUJU (Suara Karya): Sebagian wilayah Indonesia bagian tengah dan timur digetarkan gempa berkekuatan besar dua kali, Rabu. Gempa pertama berkekuatan 5,3 skala richter (SR) dan berikutnya 7,1 SR. Puluhan rumah di Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat (Sulbar), rusak, satu orang tewas, dan sekitar 25 orang luka. Sementara kepanikan melanda berbagai tempat terutama di Biak (Papua).

Menurut informasi yang dihimpun Suara Karya, akibat gempa pertama yang terjadi pukul 08.52 Wita, sedikitnya 80 rumah warga di Kabupaten Mamuju Utara (Matra), Sulbar, rusak. Puluhan warga luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan rumah permukiman mereka yang rusak saat gempa terjadi. Namun, dipastikan jumlah korban maupun bangunan yang rusak bakal bertambah karena belum semua wilayah di sana terpantau.

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah IV Andi Cahyadi, di Makassar, Rabu, mengatakan, lokasi gempa berada pada jarak 1,44 lintang selatan 119,25 bujur timur pada kedalaman 10 km dengan radius gempa sepanjang 94 kilometer barat daya Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Dengan kondisi radius gempa itu, data dampak gempa memang terus berubah. Jumlah rumah warga yang ditemukan mengalami kerusakan di lokasi gempa Dusun Lambara, Desa Kasano, Kabupaten Mamuju Utara, terus bertambah.

“Sebelumnya, kami melaporkan rumah warga yang rusak akibat gempa hanya sekitar 75 unit,” kata Kabag Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju Utara Saidiman Marto, saat meninjau lokasi gempa.

Namun, menurut dia, setelah dilakukan penyisiran di sekitar lokasi gempa hingga pukul 20.00 Wita, jumlah rumah rusak yang ditemukan bertambah menjadi sekitar 80 unit.

Menurut dia, pihaknya belum bisa memastikan jumlah rumah rusak yang akan ditemukan karena masih dilakukan penyisiran di lokasi gempa, sedangkan jumlah rumah rusak ringan di Mamuju masih sekitar 53 unit.

Sementara itu, jumlah korban tewas tidak bertambah, hanya satu orang, kemudian jumlah warga yang terluka sekitar 25 orang dan enam di antaranya mengalami patah tulang.

“Korban luka akibat gempa di Kabupaten Mamuju Utara yang berkekuatan 5,3 SR kini dalam perawatan medis secara intensif oleh tim medis yang diturunkan Pemprov Sulbar,” katanya.

Saidiman Marto membenarkan, warganya yang bernama Awal (27) menjadi korban tewas. Dia diduga tewas akibat tertimbun longsor saat menambang pasir.

“Awal yang bekerja sebagai penambang batu di Gunung Ambara tidak bisa menyelamatkan diri saat gempa terjadi sehingga ia tewas tertimbun longsoran,” katanya.

Sejumlah warga korban gempa yang kehilangan tempat tinggal masih dalam status pengungsian dengan menghuni sejumlah tenda darurat yang disediakan pemerintah di sejumlah lokasi di alam bebas. Para pengungsi tersebut masih khawatir kembali ke rumah mereka karena takut terjadinya gempa susulan.

Informasi lain, muncul semburan api disertai gas di Dusun Lambara, Desa Kasano, Kabupaten Mamuju Utara, pascagempa. Semburan api setinggi tiga meter itu disertai gas bermunculan dari dalam tanah pada empat titik di lokasi gempa di Dusun Lambara.

“Api muncul dari bawah tanah yang mengalami patahan. Patahan tersebut sepanjang 500 meter membelah jalan di lokasi gempa,” kata Saidiman Marto.

Ia mengatakan, pemkab setempat telah mendatangkan sejumlah mobil pemadam kebakaran di lokasi gempa untuk memadamkan percikan api itu, namun pemadam menghadapi kesulitan memadamkan api tersebut karena tidak bisa menjangkau titik api yang berada dalam hutan.

Sementara itu, sebagian besar masyarakat Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, berhamburan keluar rumah menyusul terjadinya guncangan gempa bumi tektonik berkekuatan 7,1 SR pada Rabu siang sekitar pukul 12.16 WIT.

Data BMKG Biak menyebutkan, gempa bumi tektonik Biak terjadi Rabu siang pukul 12.06 WIT berkekuatan 7,1 SR lokasi 2.17 LS,136.59BT berkedalaman 10 km sebelah tenggara Kabupaten Biak Numfor.

Warga Biak, Heppi Komaruddin, saat dihubungi mengakui, masyarakat Biak berlarian keluar rumah untuk menghindari kemungkinan munculnya gempa susulan.

Warga makin panik setelah muncul peringatan pihak BMKG bahwa gempa itu berpotensi tsunami. (Antara/Dwi Putro AA)

Citarum Meluap, Ribuan Rumah di Bandung Terendam

Hujan deras yang mengguyur kota Bandung sejak kemarin membuat Sungai Citarum meluap lagi. Ribuan warga di bantaran sungai Citarum seperti di Andir dan Cieunteung Kecamatan Baleendah kabupaten Bandung diungsikan lagi. “Warga mengungsi lagi dari semalam,” kata Usman Sayogi, Camat Baleendah saat dihubungi Kamis (18/3).

Air sungai mulai terlihat naik menjelang Mahgrib dan mencapai puncaknya hingga ketinggian dua meter pada tengah malam. Setidaknya 2358 jiwa dari 4010 jiwa warga kecamatan Baleendah yang terpaksa diungsikan. “Luapan air merendam 10 RW ” kata Japra, anggota satuan koordinasi bencana.

Hingga petang ini, ketinggian air belum surut. Sempat menurun siang ini sebelum Dzuhur sekitar 100-250 centimeter.

Usman mengaku menyiapkan enam titik pengungsian. Diantaranya gedung KNPI, gedung DPC PDIP, gedung Juang, Kwarcab, kampus UNIBA, dan Inkanas.”Kami siapkan lagi dua dapur umum.

Posko penampungan pengungsi di Kabupaten Bandung sejak semalam penuh akibat melimpahnya warga. Ratusan warga korban banjir di wilayah Dayeuhkolot yang tidak tertampung terpaksa mengungsi di jalan. “Banyak warga yang mengungsi di pinggir jalan. Air bahkan sudah masuk ke halaman kantor,” kata Numan, Camat Dayeuhkolot saat dihubungi Tempo, Sabtu (20/03).

Di Dayeuhkolot, setidaknya lima desa terendam akibat amukan Sungai Citarum. Ketinggian air di kawasan ini naik hingga 30 cm. Kondisi serupa juga terjadi di Andir dan Baleendah yang mencapai satu meter. Akibatnya, arus lalu lintas ke kawasan ini terputus. Dadang, warga RW 7 Rt 3 kecamatan Andir mengatakan bahwa sejak tadi malam warga kembali mengungsi. “Air lebih parah dari tanggal 18/03 kemarin,” katanya.

Seperti diketahui, sejak semalam luapan sungai Citarum meluas. Di Majalaya, air surut sempat surut pada pukul 01.30 WIB dini hari. Menurut Riki Wasito, anggota satuan bencana di kawasan ini, banjir terjadi karena banyak tanggul yang dibangun warga jebol lagi termasuk cekdam.