Mengerikan, 100 Anak Kanguru Dibunuh dengan Anak Panah

Di lahan Mareeba Turf Club (lapangan pacuan kuda), ujung utara Queensland diperkirakan ada 100. Menurut para penjaga satwa liar hewan mamalia (berukuran lebih kecil dari kanguru) ini karena terbidik dengan anak panah.
Induk–induk yang sudah mati dibunuh karena pembunuhan masal itu kebanyakan masih mempunyai bayi–bayi walabi yang tinggal menempel di dalam kantongnya tersebut.

Di Mareeba Turf Club, ada lebih dari 50 mamalia gesit ini ditemukan mati pada hari Jumat menurut organisasi perlindungan hewan RSPCA yang sedang melakukan penyelidikan pembunuhan masal tersebut.

Menurut Beth Stern, penjaga satwa liar memberi tahu lewat telepon kepada wakil presiden organisasi Penyelamatan Satwa Liar Tablelands, setelah itu di kabarkan kepada pihak RSPCA bahwa telah ditemukan banyak mayat hewan yang berserakan.

Menurutnya, hal ini terjadi sudah beberapa minggu yang lalu dan baru tahu hal ini hari jum’at, ada sekitar 100 walabi yang telah mati.

Stern mengatakan bahwa kejadian pembunuhan masal atas hewan–hewan mamalia ini adalah karena sebuah otopsi yang brutal padahal awalnya para pihak yang berwenang menganggap hewan–hewan ini tewas di tembak.
Pada saat itu para dokter hewan mulai menganalisis bahwa kematian hewan–hewan mamalia ini bukan karena senjata api melainkan karena serangan anak panah. Hal ini dibuktikan dengan adanya seekor walabi yang terkena tembak di bagian belakang, punggungnya patah dan kepalanya tertusuk.

Menurut Beth Stern, melihat kejadian ini begitu sangat mengerikan bagi mereka para pecinta dan peduli akan hewan–hewan liar yang ada di alam bebas.

Gunakan pagar kanguru untuk menjebak

Sekretaris Mareeba Turf Club, John Thurlow, membenarkan kejadian yang berlangsung. Menurutnya, ada sebuah pagar yang memang sengaja di pasang di sekitar lahan sebulan yang lalu. Ia mengatakan bahwa memang hewan walabi tersebut sengaja dibiarkan agar terbiasa dengan pagar yang ada sebelum mereka di usir. Ada seseorang yang mencoba untuk menutup gerbang dan menggunakan pagar yang baru untuk digunakan menggiring mereka ke suatu daerah untuk menjebak dan mulai menembak hewan–hewan walabi tersebut.

Bayi walabi ditinggalkan di kantong sang induk

Dijelaskan oleh juru bicara RSPCA Queensland, Michael Beatty, seorang inspektur lokal yang sedang menyelidiki pembunuhan hewan-hewan walabi. Ada bayi yang masih hidup tertinggal di dalam kantong induknya dan ada juga walabi yang tewas karena terperangkap dalam pagar.

Menurut RSPCA telah ditetapkan bahwa walabi itu tidaklah dibunuh secara legal, dengan izin apapun. Sayang sekali, hewan–hewan tak bisa berucap, sehingga tak bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Bagi siapapun yang mempunyai informasi perihal sebab–sebab pembunuhan masal hewan mamalia walabi ini bisa langsung menghubungi nomor telepon hotline RSPCA Queensland, di nomor 1300 264 625.

Dari Kepolisian Queensland serta Departemen Perlindungan Lingkungan dan Warisan membuat peringatan mengenai kewaspadaan seputar kejadian pembunuhan kejam yang tak bermoral tersebut.

Distributor Jual Busur Panah Online di http://master-archery.com/

Begitu tak bermoralnya mereka yang melakukan pembantaian pada hewan mamalia yang malang ini, para Induk–induk yang mati dibunuh karena bidikan panah di tubuhnya itu, padahal para induk–induk tersebut kebanyakan masih mempunyai bayi–bayi walabi yang tinggal menempel di dalam kantongnya tersebut. Dan sebetulnya, mereka para bayi–bayi masih mempunyai kesempatan untuk memiliki kehidupan yang lebih panjang dan juga untuk menyempurnakan ekosistem yang ada.