Penentuan figur sekretaris jenderal (sekjen) sepertinya tak kalah seru dengan perebutan kursi ketua umum di Partai Golkar.

Sebab, posisi sekjen tak kalah strategis dengan ketua umum. Sebagai orang kedua dalam struktur partai,sekjen berhak menandatangani surat-surat penting. Hingga saat ini, sudah beredar nama-nama figur kandidat sekjen, baik di kubu Aburizal Bakrie (Ical) maupun Surya Paloh.Kubu Ical sudah mempersiapkan sejumlah nama yakni Agung Laksono, Ade Komaruddin, Indra Bambang Oetojo, dan Ferry Mursyidan Baldan.

Sedangkan dari kubu Paloh,Ferry Mursyidan Baldan juga masuk bursa. Selain itu, ada nama Anies Baswedan yang disebutsebut akan direkrut dalam posisi sekjen.Tradisi di Golkar selama ini, sekjen selalu dijabat sosok dari unsur militer dengan tujuan untuk penguasaan teritorial. Namun,hal itu ditolak Ical.Menurut dia, figur sekjen tidak bisa dilihat dari aspek militer ataupun sipil.

Menurut dia, penentuan sekjen juga harus memerhatikan kualitas.Sebab,fungsi sekjen lebih banyak mengurusi hal-hal yang bersifat administratif. ”Tak bisa dilihat dari aspek seperti itu (militer dan sipil).Pendekatannya pada kualitas,” kata Ical kepada wartawan di Hotel Labersa,Pekanbaru, Riau,kemarin.

Agung Laksono selama ini disebut-sebut sebagai kandidat kuat sekjen pendamping Ical. Maklum,Agung merupakan bagian dari Triple A (Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, dan Agung Laksono). Sedangkan Ade Komaruddin dan Ferry Mursyidan Baldan merupakan pendukung AkbarTandjung.Sementara Indra Bambang Oetojo disebut-sebut sebagai orang dekat Ical.

Sementara itu,anggota tim sukses Surya Paloh,Ariadi Ahmad, mengaku belum membicarakan figur yang akan menduduki jabatan Sekjen. Menurut dia, saat ini pihaknya masih fokus pada upaya pemenangan Paloh. ”Belum dibicarakan sekarang,karena masih fokus pada persaingan di munas,” kata Ariadi kepada Harian Seputar Indonesia.

Dia menjelaskan, figur sekjen harus mempunyai kemampuan manajerial yang cukup. Mengenai kemungkinan masuknya figur dari luar untuk posisi sekjen, Ariadi menegaskan, masih sangat terbuka. Hanya, figur tersebut harus memiliki kemampuan khusus. ”Kalau mau mengambil sekjen dari luar partai, haruslah figur yang memiliki kemampuan manajerial yang mumpuni,”terangnya.

Dewan Pertimbangan

Komisi A (bagian organisasi) memutuskan, posisi dewan penasihat (wanhat) dihapus.Sebagai penggantinya akan dibentuk dewan pertimbangan (wantim) untuk memberikan masukan kepada pengurus DPP.Anggota Komisi A Agun Gunandjar Sudarsa mengatakan, pembentukan wantim tersebut hampir tidak terjadi perdebatan.

Sebab, usulan mengenai pembentukan wantim sudah disampaikan dalam pembahasan Tata Tertib (Tatib) Musyawarah Nasional (Munas) VIII. ”Hal ini sebenarnya sudah direkomendasikan dalam rapat paripurna I,sehingga rapat Komisi A tinggal mengesahkan saja, tapi nanti dibawa ke rapat pleno,” kata Agun kepada wartawan di Hotel Labersa, Pekanbaru, Riau, kemarin.

Agun menambahkan, wantim akan dibentuk di tiap tingkatan, mulai dari DPP, DPD I dan II. Mengenai kewenangan yang diberikan, menurut Agun, lebih luas ketimbang wanhat.Bahkan,kata dia, wantim bisa memberikan masukan-masukan kepada pengurus partai baik diminta maupun tanpa diminta. ”Namun, dewan pertimbangan tidak bisa menggelar acara sendiri seperti silaturahmi nasional yang pernah dilakukan dewan penasihat.

Karena, secara struktural,dewan pertimbangan di pusat tidak ada hubungan dengan dewan pertimbangan di daerah,”terang Agun. Mengenai figur yang akan menduduki jabatan wantim, kemungkinan besar bakal diisi kader senior.

Bahkan, masing-masing kandidat sudah mempersiapkan figur untuk menempati posisi tersebut. Aburizal Bakrie (Ical) sudah mempersiapkan Akbar Tandjung sedangkan Surya Paloh menyiapkan M Jusuf Kalla untuk posisi tersebut. (sindo)