Blog Mushab Muqoddas
beberapa bulan lalukita dikagetkan denganditemukannya universitas Al-Iman di Yaman yang pada hakikatnya berupa pondok hafalan Al-Qur’an akan tetapi di dalamnya terdapat ceramah-ceramah yang menurut istilah orang-orang biasa, diajarkan ajaran Islam Garis Keras. beberapa hari yang lalu ada kawan dari Malaysia (Asyraf) yang akan pulang.lama tak jumpa ternyata suda seperti orang arab,sehingga wajah chinisenya hampir hilang, sedikit cerita ada juga kawan asal Malaysia (Naim) yang sedang Ngaji di Yaman, semoga bukan di Al-Iman. jika pun iya,maka saya sendiri tetap menganggapnya sebagai kawan saya karena mereka adalah manusia, Muslim, Melayu dan pernah belajar dan makan bersama ketika SMA di Al-Azhar Mesir.
terkait Al-Iman Yaman memang seperti yang diungkapkan media Al Hayaat dulu, memiliki jaringan dengan AlQaeda bahkan pendanaan didanai oleh yayasan-yayasan Saudi (tentu beraliran Wahabi) sehingga beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa (lokal dan internasional) sangatlah besar. masalah yang muncul adalah, Al-Iman Yaman dikaitkan dengan gerakan terorisme di berbagai belahan dunia terutama Indonesia, Malaysia, Somalia, Pakistan, dan beberapa negara lainnya termasuk Yaman sendiri. Al-Iman Yaman sendiri pernah ikut bermain politik praktis pada tahun 1990an sehingga keberadaannya dapat dikatakan legal walaupun banyak pihak yang mengsanksikan karena pernah ada dua mahasiswi yang tidak diberi Ijazah karena diwawancarai sebuah media dan menyampaikan bahwa mereka diajarkan bahwa demokrasi adalah haram serta wanita dan pemuda dalam kerusakan kecuali yangikut ajaran mereka.
pada lain cerita, penulis berkesempatan ngobrol dengan Dr. Salim Abdul Jalil (Wakil Mentri Wakaf Mesir Urusan Da’wah) di kantor beliau kawasan Bab El-Louq Cairo sambil minum teh hangat dari laci meja beliau. ada dua halpenting yang disampaikan soal masalah terorisme. bahwa asal masalah terorisme adalah (1) Masalah Ekonomi atau kesejahteraan yang menjadikan orang mnegalami tekanan sehingga melakukan tindakan apapun asal kenyang, (2) Salahnya pemahaman agama sehingga tidak dapat membedakan mana kawasan perang mana kawasan damai seperti Indonesia dan Palestina, bahkan beiau berkata, andaikata Mesir menyatakan perang kepada Israel,maka boleh meneror Israel, tapi jika Negara bilang damai,maka kita damai sambil menyusun kekuatan jika suatu waktu diperlukan.
selain itu beliau juga menyatakan bahwa Mesir siap bekerjasama dengan Indonesia dalam memerangi Indonesia dari sisi agama danbudaya serta keamana.dari sisi keamanan tentu kerjasama antara kepolisian RI dan kepolisian Mesir. dari sisi budaya dan agama tentu Kementrian Wakaf, Al-Azhar, Lembaga Fatwa dengan Depag RI, MUI dan Ormas-ormas Islam. sebuah langkah nyata jika kedua negara ini bekerjasama dalam menangani terorisme. apalagi di Mesir yang budaya Indonesia gencar-gencarnya dipromosikan baikoleh KBRI dan Masyarakat (Mahasiswa), dan bagi masyarakat Indonesia akan lebih percaya jika ada Syeikh Berjenggot (Dari Arab tentnyau) yang bicara,dan Insya Allah bicara tentang Islam Rahmatan Lil’Alamin, Tenggang Rasa, Kasih Sayang, dan yang baik-baik.
banyak budaya Nusantara yang sebenarnya dilandasi oleh nilai-nilai agama Islam seperti di Jawa, Sunda, Banten, Minang, Aceh, Makassar, Bugis, Mandar, Ternate, Mataram, dan banyak lainnya. Ormas-ormas Islam yang besar pun memberikan pemahaman ajaran Islam yang baek kepada kader, anggota dansimpatisannya seperti Muhammadiyah, NU,Persis, Al-Khairaat, Al-Irsyad, Al-Washliyah, NW dan sebagainya. adapaun seperti FPI tentu biar orang lainlah yang menilai.yang penting seluruh bangsa Indonesia memiliki budaya yang baik, saling menghormati,menyayangi, mengasihi,tenggang rasa, dan gotong royong dalam hal-hal yang baik dan membangun untuk kebaikan.
maka di tengah-tengah krisis multidimensi ini (ekonomi,politik,moral) tidak hanyatugas OrmasIslam dalam memberikan pemahaman Islam yang Rahmatan Lil’Alamin tapi juga kepada seluruh tokoh-tokoh suku,masyarakat dan budaya sehingga terjalin ikatan saling membangun tanpa rasa curiga yang dihembuskan oleh Tangan Setan yang selalu menggoda manusia untuk berbuat semaunya tanpa melihat kemaslahatan orang lain dan yang lebih luas. maka sekaranglah,bersama kita eratkan dan kikis pemahaman terorisme yang tidak sesuai dengan pemahaman agama dan adat istiadat Indonesia menuju Indonesia yangLebih Baek.