Jakarta. Golkar Bakal Rancang Sistem Pemilu 2019 Dengan Tertutup. Rambe Kamarul Zaman atau Anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Pemilu (Pansus RUU Pemilu) dari Fraksi Partai Golkar, menjelaskan bahwa partainya akan memperjuangkan agar sistem Pemilu 2019 menggunakan proporsional tertutup.

Golkar Bakal Rancang Sistem Pemilu 2019 Dengan Tertutup
Golkar Bakal Rancang Sistem Pemilu 2019 Dengan Tertutup

Terkait dengan hal tersebut, Rambe telah mengambil keputusan melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar beberapa waktu lalu.

“Partai Golkar memperjuangkan sampai titik darah penghabisan sistem pemilu yang akan kita wujudkan adalah sistem pemilu proporsional tertutup,” ungkap Rambe di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta.

Ia menjelaskan diantaranya adalah untuk meneguhkan kedudukan partai politik (parpol), memperkuat kewenangan parpol, dan sekaligus mengeliminasi dampak negatif dari sistem proporsional terbuka.

Untuk melakukan hal itu semua, Rambe mengaku, partainya memiliki sikap konkret untuk memperjuangkannya. Ia mengklaim, Golkar mementingkan kepentingan bangsa bukan hanya kelompok.

“Partai Golkar tidak mengutamakan kepentingan partai daripada kepentingan bangsa dan negara,” ujar Rambe.

Anggota Komisi II DPR ini mengatakan, bagi Partai Golkar haruslah memperkuat sistem pemerintahan presidensial. Intinya, kata Rambe, Partai Golkar ingin mewujudkan sistem kepartaian pluralisme moderat.

“Jadi tidak ekstrem. Kita juga tidak melarang, tidak juga terlalu menghendaki bahwa munculnya partai-partai baru tapi adalah ke depan sebaiknya sistem kepartaian kita pluralisme moderat,” tukas Rambe.

Sudah di ketahui, karena dalam sistem proporsional tertutup memberikan kesempatan partai untuk menentukan calon legislatifnya. Sistem ini seperti yang berlaku pada zaman Orde Baru.

Sementara itu, terkait dengan pembahasan RUU Pemilu, menurut Rambe, Fraksi Partai Golkar sudah menyerahkan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) sejak 10 Januari 2017 lalu.

Demikian tentang berita Golkar hari ini.

Sumber

Jakarta. Keinginan Golkar Untuk Memenangkan Seluruh Momentum Politik. Seperti yang diketahu, kemenangan seluruh momentum politik yang berpuncak pada Pemilu 2019, Golkar dapat terus bisa berkarya di negara ini.

Keinginan Golkar Untuk Memenangkan Seluruh Momentum Politik
Keinginan Golkar Untuk Memenangkan Seluruh Momentum Politik

“Tetapi untuk memenangkan momentum politik, prasyarat utamanya adalah internal Partai Golkar harus solid dan kemudian tampil sebagai pelopor pembangunan bangsa,” kata Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto (Setnov) di Jakarta.

Setnov menjelaskan lagi, bahwa bangsa Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai tantangan. Masalah dalam negeri cukup kompleks, seperti kesenjangan sosial ekonomi, pemerataan pembangunan, konflik sosial, narkoba dan dalam konteks global bangsa ini menghadapi masalah lemahnya daya saing bangsa.

“Partai Golkar harus mampu secara konsisten berperan sebagai pelopor pembangunan bangsa. Sesuai dengan doktrin kekaryaan, Partai Golkar harus mampu berikhtiar dalam pembangunan untuk mensejahterakan rakyat,” ujar Setnov.

Setnov juga menjelaskan, Bahwa Golkar bersikap kembali untuk mendukung program pemerintah seperti yang diutarakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pidato Kenegaraan Dalam Rangka HUT Ke- 71 Kemerdekaan RI di depan sidang bersama DPR dan DPD RI pada 16 Agustus 2016.

Saat itu, Presiden Joko Widodo menegaskan agar Bangsa Indonesia harus bangkit dan bersama-sama menitikberatkan pembangunan pada sikap produktif dan menghindari sikap konsumtif.

“Presiden juga menegaskan bahwa titik berat pembangunan tidak hanya bersifat jawasentris, tapi membangun dalam perspektif Indonesia sentris,” tandasnya.

Demikian Berita Golkar hari ini.

Sumber

Jakarta. Dukungan Golkar Terhadap Jokowi di Pilpres 2019. Di saat Setya Novanto menjadi pemimpin Golkar saat menyatakan mengusung Jokowi untuk menjadi capres lagi pada Pemilu 2019.

Dukungan Golkar Terhadap Jokowi di Pilpres 2019
Dukungan Golkar Terhadap Jokowi di Pilpres 2019

Alasannya, kata politikus Golkar Nurul Arifin, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan mantan Wali Kota Solo tersebut masih tinggi.

“Kami melihat fakta di lapangan yang tingkat kepercayaan terhadap Pak Jokowi itu masih tinggi,” kata Nurul Arifin dalam diskusi bertajuk ‘Peta Politik Pasca Munaslub Golkar’ di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

Ketum Golkar Novanto mengatakan, hingga saat ini belum ada sosok yang bisa menyamai Jokowi untuk maju dalam Pilpres 2019. Pemilu mendatang masih lebih dari 3 tahun lagi.

“Pak Jokowi itu masih terbaik. Kalau kami ke daerah itu tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Pak Jokowi tinggi. Itu alasan kami,” ujar Nurul.

Akan tetapi, Nurul Arifin menegaskan, partainya bukan berarti ‘mencuri’ Jokowi dari PDI Perjuangan, partai yang telah mengusung Jokowi di pilpres 2014 lalu. Golkar, kata dia, tidak ingin dianggap sebagai kompetitor.

“Kami tidak bisa mengecilkan karena Pak Jokowi lahir dari PDIP dan milik PDIP. Kami hanya ingin jadi mitra bukan sebagai kompetitor,” Nurul menandaskan.

Demikian tentang Berita Golkar hari ini.

Sumber